Kancil kemudian melam­baikan tangannya. "Terima kasih Buaya, dan selamat ting­gal," kata Kancil sambil tersenyum. "Hei, kau jangan pergi begitu saja. Aku be­lum memakanmu!" seru Buaya dengan marah. "Oh maaf saja, kau tak akan bisa mema­in dagingku," teriak Kancil sambil berlari, "Dasar Kancil, kamu tak bisa dipercaya! Penipu!

Alkisah, di sebuah pinggir hutan terdapat seekor kancil yang sangat cerdik. Ia hidup di hutan bersama hewan-hewan lainnya, diantaranya adalah kerbau, gajah, kelinci dan masih banyak lagi. Si Kancil selalu mencari makan di pinggiran sungai. Pada suatu saat ia merasa sangat lapar.

Di sini, sosok kancil berpikir dengan cerdik untuk menghadapi buaya yang punya kekuatan lebih besar darinya. Ia mencari cara cermat yang efektif untuk mengalahkan buaya tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra. Dengan bekerja cerdik, kancil dapat lepas dari kesulitan yang dihadapinya dalam melawan buaya. sEqvPb.
  • t0f3p42mdf.pages.dev/419
  • t0f3p42mdf.pages.dev/396
  • t0f3p42mdf.pages.dev/234
  • t0f3p42mdf.pages.dev/138
  • t0f3p42mdf.pages.dev/274
  • t0f3p42mdf.pages.dev/47
  • t0f3p42mdf.pages.dev/387
  • t0f3p42mdf.pages.dev/119
  • cerita rakyat pendek kancil dan buaya